Selamat malam para culcolers (?) *kok rada ga enak
yah* akhirnya bisa ngeblog lagi setelah sekian lama membiarkan halaman blog ini
terbengkalai sampai di hinggapi sarang laba laba. Alhamdulillah akhirnya daku
mendapatkan liburan yang cukup senggang dang abut saking banyak yang pingin
dilakukan tapi seketika bingung, terus memilih tidur. Zzzz
For your information, Karena saking lamanya gue ga rajin nulis (secara
harfiah) gue sempat mengalami kesusahan dalam menulis, baik itu menulis cerita
maupun nulis makalah *yah ketahuan copas*. And
then awal januari yang lalu gue memang berencana ke toko buku untuk sekedar
cuci mata. Maklum, pas kuliah yang diliat lembaran soal dan paper tugas. Dan
ketika sampai di toko buku sebuah mall di Jatinangor, gue melihat buku seorang
penulis idola gue sejak dulu yang ga pernah gue tengok selama satu tahun ke
belakang. Siapa lagi kalo bukan si pembenci benda busuk bernama ‘sendal’, ya
gak ‘nyol’?? Hehe. Ya, dia adalah Imawan Rons ‘Onyol’, menulis 3 buku yang Best Seller di zamannya, dan kini ia
menghadirkan sebuah buku yang baru gue temukan keberadaannya sekarang. PERFECT MISTAKES.
Buku
ini digarap oleh onyol dan beberapa orang hasil sayembara menulis yang dia adakan.
Setelah gue baca buku ini, walaupun baru ¾ bukunya, gue baru ngerti sebenernya
apa sih yang dipinginin onyol ini dalam bukunya. Karena dulu gue sempat mau
ikutan tapi ga terbesit satu idepun tentang tema yang di usung, alhasil yaa
kesempatan ini melengos begitu saja bak angin laut. But, setelah membaca buku ini juga sebuah ide menulis dengan tema
yang sama mencuat begitu saja dipikiran gue. Sebuah dosa dan penebusannya. Kullu bani Adam, qitho’un. Begitulah
dalilnya, bahwa tiap anak adam pasti memiliki kesalahan, dan seseorang yang
ingin dosanya diampuni harus menunaikan sebuah penebusan dosanya, meskipun
getir dan tercabik. So, nikmati cerita penebusan dosa ini.
TOMO
Kau tahu apa yang paling menyedihkan dari ditinggal seseorang?
Kau ditinggalkannya karena ulahmu sendiri
“Sssstt… Ssstt.. Kana.. hei…”
“Ada apa Niko?” aku membalas berbisik
“Kau sudah mengerjakan tugas Suko-sensei?” Niko
menundukan kepalanya dan berbisik kembali
“Tentu saja sudah. Choutto, jangan jangan kau belum mengerjakannya ya?!”